Penanganan Anak Terkena HFMD
Pada umumnya, berikut penanganan flu Singapura yakni:
-
Konsumsi obat demam jika ada demam
Konsumsi obat batuk pilek jika gejalanya ada, biasanya jarang
Beri vitamin atau sayur-buah setiap hari.
Namun, dokter spesialis anak subspesialis kesehatan anak infeksi dan penyakit tropis Hinky Hindra Irawan Satari mengatakan bila anak memperlihatkan gejala HFMD sebaiknya bawa ke dokter untuk ditegakkan diagnosis serta penanganan yang tepat.
“Intinya apapun harus berobat ke dokterlah," katanya.
Advertisement
"Dipantau, dilihat tanda-tanda bahaya tadi sesak, kejang, demam tinggi, enggak mau makan-minum, sekali makan muntah atau diare, nggak pipis, itu kan bisa jadi tanda bahaya."
Nadia juga menegaskan pada hal serupa terlebih ketika anak tidak mau makan dan minum. Hal itu bisa memicu dehidrasi yang bisa berakibat fatal.
"HFMD penyakit biasa tidak menimbulkan kematian. Tapi kematian bisa terjadi bila anak dehidrasi. Kenapa anak dehidrasi? Karena enggak bisa makan dan minum lantaran di mulutnya sariawan, melepuh," kata Nadia.
Bila orangtua melihat anak dengan HFMD tak mau makan dan minum, segera bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan guna mencegah keparahan.
"Kenapa harus di bawa ke rumah sakit? Supaya simptom-simptom yang ada pada anak bisa diatasi," kata Nadia.
Lakukan IsolasiLalu, anak dengan HFMD perlu melakukan isolasi. Bukan berarti anak dikurung di kamar melainkan tidak keluar rumah dulu dalam lima hingga tujuh hari.
“Kalau sudah lima sampai tujuh hari dia sudah tidak menular lagi. Jangan sampai dua minggu, enggak lah. Kalau dua minggu terlalu lama, kasihan,” kata Edy.
Asal Usul Sebutan Flu Singapura: Bukan Flu dan Tidak Berasal dari Singapura
Salah kaprah penyebutan HFMD menjadi flu Singapura sudah terjadi beberapa tahun terakhir. Masyarakat kebanyakan pun menyebutnya menjadi flu Singapura ketimbang HFMD.
Hinky menjelaskan istilah flu Singapura adalah terminologi yang salah untuk merujuk pada penyakit Hand Foot and Mouth Disease. HFMD bukan disebabkan oleh virus flu. HFMD disebabkan virus dari genus Enterovirus yakni Coxsacklevirus dan Human Enterovirus 71 (HEV 71).
“Itu terminologi yang salah kalau flu Singapur. Memang virusnya bukan flu dan tidak hanya terjadi di Singapura saja, di berbagai tempat dan berbagai penyebab,” ujar Hinky dalam Pekan Imunisasi Dunia (PID) bersama Kementerian Kesehatan di Jakarta, Senin, 18 Maret 2024.
Advertisement
Hal senada juga disampaikan Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso dalam kesempatan yang sama
Menurut Piprim, sebutan flu Singapura bagi penyakit tersebut bukan lagi hanya milik Singapura karena sudah menyebar ke berbagai wilayah termasuk Indonesia.
“Kasus yang disebut flu Singapura ini cukup marak akhir-akhir ini. Sebetulnya flu (Singapura) ini bukan milik Singapura lagi, di Indonesia juga udah banyak mungkin jadi flu Jakarta dan flu lain-lain,” kata Piprim
Pakar kesehatan global sekaligus epidemiolog Dicky Budiman menyampaikan bahwa HFMD tersebar di seluruh dunia, tetapi prevalensinya lebih tinggi di wilayah-wilayah tropis dan subtropis.
“Penyakit ini sering terjadi secara musiman, dengan puncak kasus yang biasanya terjadi di musim panas dan awal musim gugur di banyak wilayah,” jelas Dicky baru-baru ini.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement