Jakarta (ANTARA) - Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI R.A. Adaninggar Primadia Nariswari menyatakan bahwa bakteri Wolbachia yang ada pada tubuh nyamuk
Aedes aegypti tidak menyebabkan penyakit radang otak yang disebabkan oleh virus Japanese encephalitis (JE).
"Japanese encephalitis adalah penyakit lama yang ditularkan oleh nyamuk, tapi nyamuknya itu beda, bukan
Aedes aegypti yang ber-wolbachia. Ini yang menularkan adalah nyamuk
Culex dan tidak sedang dilakukan penelitian teknologi Wolbachia, jadi tidak ada hubungannya," katanya dalam akun instagram pribadinya @drningz di Jakarta, Senin.
Hal tersebut diungkapkan Adaninggar setelah terdapat sejumlah isu miring mengenai bakteri Wolbachia, yang sedang diimplementasikan oleh Kemenkes dan Universitas Gadjah Mada (UGM), untuk membuktikan efektivitas bakteri Wolbachia terhadap penurunan kasus dengue di Indonesia.
Selain itu, juga terdapat isu yang menyebutkan bakteri wolbachia menciptakan kompetisi antara nyamuk
Aedes aegypti dan
Culex, sehingga menyebabkan nyamuk
Culex menjadi berkembang pesat dan lebih berpotensi untuk menggigit manusia dan menyebabkan radang otak pada manusia.
"Jadi, itu pernyataan yang tidak berbasis bukti ya, karena metode pelepasan nyamuk
Aedes aegypti yang dianut Indonesia itu metode pelepasan
replacement atau penggantian, jadi tidak mengurangi populasi nyamuk
Aedes aegypti tapi menggantikan," ujar Ningz, sapaan akrabnya.
Dia menjelaskan metode
replacement merupakan metode yang dilakukan dengan menyebarkan nyamuk yang berbakteri Wolbachia agar di kemudian hari nyamuk-nyamuk tersebut dapat berkembang biak dan memiliki keturunan nyamuk yang berbakteri Wolbachia.
Saksikan Video Kemenkes: Wolbachia tidak menyebabkan Japanese encephalitis Berikut ini..